Kamis, 07 Agustus 2014

Bi Küçük Eylül Meselesi, Another Take of Beauty and the Beast Story from Turkey.





Jika berbicara mengenai perfilman Turki. Maka yang saya ketahui sama besarnya dengan pengetahuan saya mengenai mesin nuklir atau cara menghancurkan hati wanita, nol besar. Maka ketika saya menonton Bi Küçük Eylül Meselesi, saya benar-benar tidak menyimpan ekspektasi apa-apa. Dan syukurlah ketika film ini selesai, saya hanya dapat berpikir. Sh!t, this movie was surprisingly great.

Dibuka dengan satu adegan long shot yang mengenalkan kita pada sosok Eylül (Farah Zeynep Abdullah). Tipikal gadis perkotaan cantik yang untungnya tidak alay seperti gadis perkotaan di Indonesia. Eylül mengalami kecelakaan fatal sehingga mengidap short term memory loss. Dengan bantuannya temannya yang bernama Berrak (Ceren Moray), ia pun pergi ke Pulau Bozcaada untuk mencari kembali serpihan memorinya yang hilang.


Di pulau itu ia bertemu dengan Tekin (Engin Akürek) yang kadang dipanggil dengan nama Tek atau Lone, bahkan sampai akhir film pun saya tidak mengetahui siapa sebenarnya nama panggilan si Tekin ini. Seorang pelukis asli penduduk pulau yang menderita Agoraphobia dan, keanehan lain dari karakter ini, tidak bisa berenang walau tinggal di tepi pantai sepanjang hidupnya.

Intinya adalah, seperti film romance lainnya, mereka berdua bertemu di pulau ini dan Tekin meyakinkan Eylül kalau mereka berdua saling mencintai. Eylül sendiri tidak mempercayai cerita Tekin karena tidak mungkin gadis kota cantik seperti dirinya bisa mencintai pemuda kampung yang buruk rupa, walaupun wajah Tekin sebenarnya tidak dapat dibilang buruk rupa. Sepanjang film kita akan dibawa ke kisah Tekin yang meyakinkan Eylül kalau mereka berdua saling mencintai dan perjuangan Eylül untuk mendapatkan kembali ingatannya yang hilang.



Dibesut dengan cantik oleh sutradara Kerem Deren yang juga menulis skenario dari film yang dapat diartikan judulnya sebagai A Little September Affair. Tidak seperti film-film Eropa yang kebanyakan mempunyai ending menggantung yang kurang ajar dan membuat kita tak bisa tidur, segala penjelasan mengenai kisah Eylül dan Tekin terjawab dengan pasti di akhir film. Bahkan sebuah twist yang membuat para wanita dan lelaki yang berhati melankolis akan menangis bombay tidak dapat tertebak dengan mudah.

Jalinan kisah Eylül dan Tekin terbingkai dalam gambar cantik Pulau Bozcaada yang tertangkap cantik oleh sinematografer Gökhan Tiryaki, seorang DoP kondang asal Turki. Tapi acungan jempol terbanyak justru harus diberikan kepada dua orang karakter utama film ini, Farah Zeynep Abdullah sebagai Eylül dan Engin Akürek sebagai Tekin. Keduanya bermain pas tanpa berlebih. Belum lagi chemistry antara mereka berdua yang sangat believeable tanpa dibuat-buat.

Akhir kata, film ini sangat layak untuk ditonton. Apalagi saya pernah membaca entah dimana kalau film ini adalah film yang kembali mengangkat perfilman Turki. Seperti film Ada Apa Dengan Cinta yang juga mengangkat kembali perfilman Indonesia.
>,<