Rabu, 24 Juli 2013

Confessions, A Thriller Movie From The Land of Rising Sun



    
       Film dengan tema revenge atau balas dendam memang sering diangkat dalam genre thriller. Contohnya saja film The Last House on the Left atau I Spit on Your Grave, yang masing-masing film sudah dibuat remake. Berlari ke arah asia, ada Park Chan Wook yang berhasil dengan The Vengeance Trilogynya. Film yang akan kita bedah kali ini berasal dari negara tetangga negeri ginseng, Confessions atau yang dalam bahasa aslinya berjudul Kokuhaku (告白)
Ceritanya sendiri diangkat dari novel misteri karya pengarang debutan Kanae Minato pada tahun 2008. Dan pada tahun 2010, versi filmnya keluarnya. Film juga merupakan Japan’s Entry for Best Foreign Language Film atau film berbahasa asing terbaik untuk pagelaran Oscar yang ke-83. Sayangnya film ini hanya berhasil masuk shortlist dan gagal meraih posisi nominasi.
Confessions disutradarai oleh Tetsuya Nakashima. Yang salah satu filmnya, Memoirs of Matsuko adalah my sentimental best Japanese Film of all time. Dan membuat saya jatuh cinta pertama kali dengan perfilman Jepang.
Film ini sendiri bercerita tentang guru sekolah menengah pertama bernama Yuko Moriguchi (Takako Matsu). Yang ingin membalas dendam kematian anaknya pada dua orang muridnya. Namun mengingat dua orang pelaku ini masih di bawah umur dan tidak akan dikenai sanksi apa-apa atas perbuatan mereka. Maka Moriguchi Sensei pun membuat satu plot untuk membalaskan dendamnya.


Dalam kisahnya, anda akan menjumpai beberapa sudut pandang cerita. Atau pengakuan-pengakuan (Hence the title is confessions, with s) yang bergulir dan membuat anda akan mengerti latar belakang dan motif setiap tokoh untuk melakukan perbuatan yang mereka buat di sepanjang cerita.
Mungkin itu saja gambaran umum yang akan saya ceritakan. Akan lebih asyik jika anda mengetahui sedikit saja cerita dari film ini agar tidak menghilangkan faktor surprise saat menontonnya nanti.
Yang perlu anda ketahui adalah, film ini sangatlah gelap. Segelap masa depan karir keartisan Arya Wiguna beberapa bulan kedepan. Tema yang diangkat sangatlah membuat galau dan depresi. Bullying, penyiksaan terhadap binatang, dan pastinya pembunuhan akan anda jumpai di film ini. Juga tema tentang kehilangan dan kasih sayang ibu terhadap anaknya.

Confessions menjadi menarik karena kekuatan akting dua orang remaja yang terlibat di dalamnya. Ai Hashimoto sebagai Mizuki Kitahara dan Yukito Nishii sebagai Syuha Watanabe bermain dengan apik di sini. Bahkan berhasil menandingin kemampuan akting Takako Matsu sebagai Female Lead. Namun sayangnya saya menganggap bahwa akting dari aktor atau aktris di Jepang memang terkadang bisa menjadi terlalu over. Hal inilah yang terjadi pada akting Masaki Okada yang berperan sebagai Yoshiteru Terada dan Kaoru Fujiwara sebagai Naoki Shimomura. Jika saja mereka dapat menahan akting mereka sedikit saja di sini. Saya mungkin tidak akan tertawa mengingat ini adalah film thriller, bukan komedi.
Seperti yang sudah saya kemukakan sebelumnya. Tone film ini sangat bleaky. Dan gaya penyutradaraan Tetsuya Nakashima sangat berubah dari Memoirs of Matsuko yang cerah dan cheerful menjadi dark dan gloomy di film ini. Sinematografi yang sangat depresif, langit yang gelap, senja yang mulai kehilangan matahari, dan hujan di suramnya hari mendominasi film ini.
Dan yang sangat stand out di film ini tentu saja rajutan ceritanya. Film ini menggunakan multiple point of view yang akan menggambarkan efek dari kejadian balas dendam Ibu Guru Yuko, sebelum dan sesudah kejadian. Dan Tetsuya Nakashima sangat sabar dan tidak terburu-buru menjabarkan semua ceritanya.
Akhir kata, film ini tidak akan terlepas dari kekurangan. Mungkin pace filmny yang lambat tidak cocok bagi orang-orang yang menyukai thriller yang berirama cepat dan menggebu-gebu. Tapi toh jika anda sabar membuka simpul ceritanya, anda akan manggut-manggut di akhir cerita dan berkata,” なんて!
>,<