Film dengan
tema revenge atau balas dendam memang sering diangkat dalam genre thriller. Contohnya
saja film The Last House on the Left atau I Spit on Your Grave, yang
masing-masing film sudah dibuat remake. Berlari ke arah asia, ada Park Chan
Wook yang berhasil dengan The Vengeance Trilogynya. Film yang akan kita bedah
kali ini berasal dari negara tetangga negeri ginseng, Confessions atau yang
dalam bahasa aslinya berjudul Kokuhaku (告白)
Ceritanya
sendiri diangkat dari novel misteri karya pengarang debutan Kanae Minato pada
tahun 2008. Dan pada tahun 2010, versi filmnya keluarnya. Film juga merupakan
Japan’s Entry for Best Foreign Language Film atau film berbahasa asing terbaik
untuk pagelaran Oscar yang ke-83. Sayangnya film ini hanya berhasil masuk
shortlist dan gagal meraih posisi nominasi.
Confessions
disutradarai oleh Tetsuya Nakashima. Yang salah satu filmnya, Memoirs of
Matsuko adalah my sentimental best Japanese Film of all time. Dan membuat saya
jatuh cinta pertama kali dengan perfilman Jepang.
Film ini
sendiri bercerita tentang guru sekolah menengah pertama bernama Yuko Moriguchi
(Takako Matsu). Yang ingin membalas dendam kematian anaknya pada dua orang
muridnya. Namun mengingat dua orang pelaku ini masih di bawah umur dan tidak
akan dikenai sanksi apa-apa atas perbuatan mereka. Maka Moriguchi Sensei pun
membuat satu plot untuk membalaskan dendamnya.
Dalam kisahnya, anda akan menjumpai beberapa sudut pandang cerita. Atau pengakuan-pengakuan (Hence the title is confessions, with s) yang bergulir dan membuat anda akan mengerti latar belakang dan motif setiap tokoh untuk melakukan perbuatan yang mereka buat di sepanjang cerita.
Mungkin itu
saja gambaran umum yang akan saya ceritakan. Akan lebih asyik jika anda
mengetahui sedikit saja cerita dari film ini agar tidak menghilangkan faktor surprise
saat menontonnya nanti.
Yang perlu anda
ketahui adalah, film ini sangatlah gelap. Segelap masa depan karir keartisan
Arya Wiguna beberapa bulan kedepan. Tema yang diangkat sangatlah membuat galau
dan depresi. Bullying, penyiksaan terhadap binatang, dan pastinya pembunuhan
akan anda jumpai di film ini. Juga tema tentang kehilangan dan kasih sayang ibu
terhadap anaknya.
Confessions menjadi
menarik karena kekuatan akting dua orang remaja yang terlibat di dalamnya. Ai
Hashimoto sebagai Mizuki Kitahara dan Yukito Nishii sebagai Syuha Watanabe
bermain dengan apik di sini. Bahkan berhasil menandingin kemampuan akting Takako
Matsu sebagai Female Lead. Namun sayangnya saya menganggap bahwa akting dari
aktor atau aktris di Jepang memang terkadang bisa menjadi terlalu over. Hal inilah
yang terjadi pada akting Masaki Okada yang berperan sebagai Yoshiteru Terada
dan Kaoru Fujiwara sebagai Naoki Shimomura. Jika saja mereka dapat menahan
akting mereka sedikit saja di sini. Saya mungkin tidak akan tertawa mengingat
ini adalah film thriller, bukan komedi.
Seperti yang
sudah saya kemukakan sebelumnya. Tone film ini sangat bleaky. Dan gaya penyutradaraan Tetsuya Nakashima sangat berubah
dari Memoirs of Matsuko yang cerah dan cheerful menjadi dark dan gloomy di film
ini. Sinematografi yang sangat depresif, langit yang gelap, senja yang mulai
kehilangan matahari, dan hujan di suramnya hari mendominasi film ini.
Dan yang sangat
stand out di film ini tentu saja rajutan ceritanya. Film ini menggunakan
multiple point of view yang akan menggambarkan efek dari kejadian balas dendam
Ibu Guru Yuko, sebelum dan sesudah kejadian. Dan Tetsuya Nakashima sangat sabar
dan tidak terburu-buru menjabarkan semua ceritanya.
Akhir kata, film
ini tidak akan terlepas dari kekurangan. Mungkin pace filmny yang lambat tidak
cocok bagi orang-orang yang menyukai thriller yang berirama cepat dan
menggebu-gebu. Tapi toh jika anda sabar membuka simpul ceritanya, anda akan
manggut-manggut di akhir cerita dan berkata,” なんてね!”
>,<