2013 sudah lewat lebih dari sebulan yang lalu. Tapi bagi
lelaki yang sulit move on seperti penulis, 2013 masih menyisakan banyak
kenangan. Dan bagi lelaki yang mencintai makhluk pembawa kromosom X ganda. 20
karakter ini adalah karakter yang membuat tahun 2013 menjadi lebih berwarna
lagi. Bukan karena kecantikan mereka semata. Tapi karakter yang ada mampu
menyentuh dan menggerakkan hati para penonton, bahkan menunjukkan bahwa menjadi
wanita tidak harus selalu tunduk pada peraturan yang mengekang (dan terkadang
para lelaki yang juga tidak memandang wanita sebagai partner yang setara).
Siapakah mereka? Inilah dia:
20. Adèle (Blue is the Warmest Colour)
19. Marie Brisson (Le Passé)
18. Queen Elsa (Frozen)
15. Nicki Moore (The Bling Ring)
And now the top 13:
Gak ada yang bisa mengalahkan keseksian dari seorang wanita
tangguh. Apalagi wanita yang berisi dan tidak terlalu kurus sampai-sampai akan
terbang karena tertiup angin. Epp adalah seorang wanita gua, anak tertua dari
keluarga Croods. Yang suaranya diisi oleh wanita cantik bermata eksotis, Emma
Stone.
Epp adalah tipikal black
ship on her family, pemberontak dan sangat ingin melihat dunia luar.
Sedangkan menurut bapaknya dunia luar itu berbahaya. Iyalah, secara seting film
ini adalah jaman dinosaurus dimana masih ada macam bercorak seperti kakaktua
dan burung seperti piranha dan ikan paus yang udah naik ke darat namun belum
cukup berevolusi untuk menumbuhkan kaki.
Favorite Scene / Moment: Saat muka Epp ter-amaze banget
karena melihat api yang pertama kali dibawa Guy.
Katniss tidak berada di peringkat 12 karena dia berasal dari
District 12. Bukan, tolong jangan berprasangka buruk dulu.
Masih melanjutkan petualangannya setelah Hunger Games yang
pertama, kini Katniss harus kembali ke dalam tirani Capitol yang kejam dan
berjuang untuk meredam api pemberontakan di semua district karena percikan yang
dia kobarkan di Hunger Games yang ke 74.
Sepertinya kita memang tidak usah lagi meragukan akting
seorang Jennifer Lawrence. Dan ditangannya, karakter Katniss Everdeen bukan
saja menjadi menarik secara bayangan oleh para pembaca bukunya. Tapi menjadi
karakter yang semakin solid karena diperankan dengan sangat mumpuni olehnya.
Favorite Scene / Moment: Adegan paling terakhir dari film
ini. Ekspresi Neng Jennifer lauh lebih berwarna dan bercahaya dibandingkan
aktris sebelah yang selalu mendapat Razzie setiap kali filmnya muncul.
11. Wadjda (Wadjda)
Adalah seorang gadis biasa yang memiliki mimpi yang bisa
dikatakan tidaklah terlalu luar biasa. Memiliki sepeda sendiri. Tapi bocah ini
tinggal di Arab Saudi. Dan di negara tersebut wanita tidak boleh menaiki
sepeda, menyetir mobil, bahkan memakai nail polish.
Tapi Wadjda adalah gadis luar biasa. Ia dengan gigih
berusaha untuk mengumpulkan uang sedikit demi sedikit demi bisa membeli sepeda
hijau yang selalu dilihatnya di toko. Karena orang tua Wadjda tidak berkenan
membelikannya.
Film ini memang mengusung semangat kewanitaan yang membara.
Dari tokoh Wadjda, sampai tokoh ibunya yang tengah galau karena suaminya
sekaligus ayah dari Wadjda akan menikahi wanita lain karena ia tidak dapat
memberikan suaminya anak laki-laki. Dan sudahkah saya bilang kalau sutradara
film ini adalah perempuan asli Arab Saudi? Yang bahkan sebenarnya tidak
diperbolehkan menyutradarai film.
Favorite Scene / Moment: Saat Wadjda disudutkan untuk
memberikan uangnya buat para Korban Palestina. Itu gurunya serasa pengen
dicakar-cakar. Untung gurunya tsakep. Jadi gak tega juga. :3
Premise film ini cukup menarik, sangat menarik malahan. Dua
orang astronot terombang-ambing di luar angkasa setelah stasiun luar angkasa
mereka hancur. Tapi selain premis dan penyutradaraan Cuarón yang memang luar
biasa, well, he got nominated for Oscar to backed my opinion. Tapi penampilan
Sandra Bullock sebagai Dr. Ryan Stonelah yang memberikan nilai plus di film
ini.
Sebagai lead dari Gravity, karakter Dr. Ryan Stone memang
memukau. Teriakan dan desahan napasnya yang membuat penonton tegang sampai
kekaleman dan kejernihan tindakannya yang membuat kita terkesima. Hey, manusia memang akan melakukan apa
saja untuk bertahan hidup kan.
Favorite Scene / Moment: saat Dr. Ryan Stone melepas space
suitnya dan memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat sempurna. Errr,
sebenarnya bukan itu sih intinya. Intinya adalah adegan itu simbolisme banget,
seperti janin dalam tubuh manusia. Ditambah Dr. Ryan Stone meringkuk dalam
posisi janin dan ada kabel-kabel melayang seperti ari-ari.
Seorang budak kesayangan karakter yang diperankan Fassy (iya
saya lupa nama karakternya). Casey ini sebenarnya tipikal wanita pemberontak. Karena
seiring waktu dia menyadari kalau dirinya lebih dari dari seorang budak. And i
do believe we’re all love her because of that.
Favorite Scene / Moment: Adegan penyambukan yang diambil
dengan satu long shot. It was
freaking awesome, bukan penyambukannya ya, tapi akting dan atmosfirnya itu miris banget sampai jatuhnya awesome banget.
:').
:').
Seorang gadis yang tersakiti oleh para Bully di sekolahnya.
Disiksa pula oleh ibunya di rumah. Tapi di luar kemalangan-kemalangan itu
Carrie mempunyai kekuatan telekinesis saat mendapat menstruasi pertamanya.
Kalau kalian berpikir tetiba Prof. X datang mengetuk rumah keluarga White dan
mengajak Carrie untuk masuk dan menjadi teman telekinesis Jean Grey. Hohoho,
kalian salah besar. Karena ini bukanlah film action. Ini murni film horor.
Yang membuat karakter Carrie menarik adalah, tidak seperti
lead female character di sinetron negeri ini yang kalau disiksa maka akan
semakin banyak adegan mereka Shalat sambil berlinang air mata. Carrie actually
stand up for herself. Dan bukankah itu yang sebenarnya harus disampaikan?
Bahkan setiap kemalangan dapat kita atasi kalau kita berjuang, bukan demi orang
lain, tapi demi diri sendiri. Love yourself first, and everybody around you
will love you.
Favorite Scene / Moment: Saat Carrie menangis di locker room
setelah diajak ke Prom oleh Tommy. Entah kenapa adegan itu menyentuh banget.
Seorang cucu dan pewaris jurus silat 64 tangan. Gong Er
adalah gambaran nyata seorang wanita tegar dan tahu apa yang ia mau. Bahkan di
jaman dan negara dimana wanita terkadang kurang dianggap. Menjadikan Gong Er
suatu sosok yang sangat penting.
Favorite Scene / Moment: Saat Gong Er kembali bertemu dengan
Yip Man si salah satu adegan flasback dan
mengucapkan kalau dia sebenarnya menyukai lelaki itu. Kemudian mereka keluar
dan Gong Er memandang salju yang perlahan jatuh. Seakan semakin membekukan
hatinya karena sejatinya Gong Er tidak boleh menikah ataupun mempunyai anak
demi membalaskan dendam guru sekaligus kakeknya. Ah, ekspresinya sangat membuat
galau sekali.
Rinko Kikuchi memang berhasil dalam memerankan karakter
Mako, pilot Jaeger dalam film Pacific Rim. Tapi yang tidak disangka-sangka,
justru karakter bocah Makolah yang menarik perhatian.
Diperankan oleh Mana Ashida. Mako kecil memang hanya mendapat adegan
yang tidak terlalu panjang dari keseluruhan durasi film. Namun akting sungguh
luar biasa sangat. Sehingga penonton bisa dapat merasakan sensasi ketegangan
dan ya-Tuhan-itu-anak-lucu-banget pada saat yang bersamaan.
Favorite Scene / Moment: Udah deh, adegan yang ada little
Mako itu cuma sebiji dan itu favorit banget.
Baik, polos, dan tetap tsakep walaupun tidak memakai make up. Itulah Aimee, semua kualitas
itu mampu membuatnya dilirik oleh cowok populer di sekolahnya, Sutter Keely. Walaupun agak
membingungkan kenapa si Sutter bisa menjadi populer melihat semua kualitas yang
sepertinya tidak ia punyai. Tapi ya sudahlah, kita hanya akan membahas Aimee di
sini.
Diperankan sangat baik oleh Shailene Woodley. Agak sedikit
pangling sebenarnya, karena saya terakhir melihatnya bermain di The Descendants
sebagai Alex yang 100% kontradiktif dengan Aimee, Bitchy namun sangat
ngangenin.
Dan ahh, lagi-lagi saya tidak mengerti kenapa gadis secantik
dan sebaik Aimee harus dipasangkan dengan Miles, errr, Sutter maksudnya.
Favorite Scene / Moment: Ketika Aimee belajar cara
mengatakan “Mom, get off my motherf#cking back!” So F#cking Adorable.
4. Jingga (Belenggu)
4. Jingga (Belenggu)
Film yang sejatinya banyak menuai pujian di FFI kemarin. Dan
kedua aktris utamanya mendapat nominasi sebagai aktris terbaik tapi kalah. Yang
perlu diperhatikan di film adalah sosok Jingga yang diperankan dengan sangat
baik oleh Imelda Therine. Sosok Jingga adalah wanita yang selalu muncul dalam
mimpi Elang, tokoh utama dalam film ini. Dan kemudian muncul juga di kehidupan nyatanya.
Jingga sangat seduktif, apalagi tatapan matanya yang akan
menarik kalian kaum lelaki (dan mungkin sebagian kaum wanita) masuk ke dalam
dunia imajinasi tanpa batas (tsah). But seriously, sebelumnya saya tidak pernah
menyangka kalau Imelda Therine bisa menghidupkan sosok Jingga dengan luar
biasa. Saya tidak bisa memikirkan aktris lain di Indonesia yang dapat memainkan
Jingga seperti seorang Imelda. Kudos to her!
Favorite Scene / Moment: Salah satu “dream sequence” dimana Jingga menjadi penari yang diperebutkan, dan
sepertinya dilecehkan, beberapa lelaki. Ekspresi muka seorang Imelda sangat
sensual dan terluka pada saat yang bersamaan. Oh my.
Sebelum kalian protes karena adanya tokoh Raymond di list
ini. Let's be honest, karakter Rayon sebagai lelaki transgender really moved
you. Dan saya rasa Rayon sangat berhak untuk masuk ke dalam list Best Female Character of 2013.
Raymond, atau yang biasa dipanggil Rayon, adalah seorang
transgender pengidap HIV dan partner bisnis dari Ron Woodroof. Entah mengapa
karakter ini membuat saya bersimpati walaupun mendapat porsi hanya sebagai
peran pembantu. Bahkan karakter ini membuat saya lebih tertarik mengikuti film
ini dibanding karakter utamanya, Ron Woodroof.
Favorite Scene / Moment: Saat Rayon sedang depresi dan
mengucapkan ini
God, when I meet you,
I’m gonna look pretty
if it’s the last thing I do.
I’ll be a beautiful angel.
*Shed manly tears :’)
Tangguh, perkasa, dan pernah memakan teman satu selnya. Dan jangan lupa tubuhnya yang berotot, membuat saya malu dengan lemak-lemak di tubuh ini.
Rasa-rasanya tidak akan ada satu lelaki pun yang berani bermain-main dengan
wanita satu ini. Dia adalah penjahat yang direkrut untuk menjadi Femme Fatale oleh
Chris D’Amico. Dan mungkin satu-satunya orang yang dapat menandingi kehebatan
dari Hit Girl.
Saran dari saya adalah, cobalah sekali-kali kurangi
kegarangan dirimu, Mother Russia. Atau dikau akan menjadi perawan tua karena
tidak ada lelaki yang berani mendekatimu.
Favorite Scene / Momen: Kill-The-Police-Athon. Nuff said.
1. Samantha (Her)
Ahh, membicarakan Samantha seperti membicarakan cinta
sejati, bahwasanya tidak memerlukan wujud. Cukup butuh sosok (dan suara yang
seksi tentunya) yang mengerti apa yang kamu rasakan. Maka rasa-rasanya
ditinggal berdua saja di dunia ini sudah cukup. Karena itu jangan heran kalau
seorang Theodore sampai begitu cinta mati ke Samantha.
Tapi siapakan sebenarnya Samantha ini? Ia hanyalah sebuah
suara dari Operating System (OS).
Tapi karena film ini berseting di masa depan, tentu saja suara komputer ini
memiliki kelebihan. Dan yang paling muktahir adalah Operating System ini dapat terus belajar dan bahkan merasakan
emosi, bahkan sampai jatuh cinta.
Tapi pujian yang setinggi-tingginya harus diapresiasikan
kepada Scar-Jo (sengaja disingkat karena penulis tidak mengerti spelling nama belakang Scarlet dan
terlalu malas untuk menggugel). Yang bahkan suaranya saja sudah ekspresif dan
seksi sekali. Sampai-sampai terbawa dalam mimpi.